Rabu, 15 Juni 2016

Berteman dengan malas? Apa salahnya?

Malas, kata itu membuat keningku berkerut, alis terangkat naik dan ekspresi muka yang entah mau dijelaskan seperti apa. Apakah ekspresi kalian juga sama seperti saya? Sering kali kalau kita bertanya kepada seseorang,” ayo kerjakan ini” , dan dijawab “malas nanti saja”. Rasa-rasanya mau cubit, jewer kupingnya, atau mungkin saja kalian tidak ambil pusing alias cuek saja.(maaf ya yang tersinggung)
Saya, juga termasuk beberapa orang di sekitarku, tidak bisa menghindari penyakit malas. Saya katakan penyakit, karena kadang datang kadang pergi. Kadang malas membersihkan rumah, malas mengangkat telepon, malas mencuci piring, malas berolahraga, malas bergerak, malas beranjak dari tempat tidur, malas belajar, malas bekerja, malas menulis, bahkan malas mengunyah alias malas makan. Kamu salah satu dari yang saya sebut? Tersinggung? saya sih malas menanggapi.(hahaha).
Malas dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) artinya tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu. Siapapun bisa kena, mau diri sendiri, ayah, ibu, kakak, adek, nenek, kakek, tante, om, teman, tetangga dan siapa saja yang berada di sekitarmu. Mungkin saat saya sebutkan, kalian sudah terbayang siapa saja yang mempunyai penyakit malas untuk waktu tertentu bahkan untuk kegiatan tertentu. Kapan waktunya? Ya bisa saja sekarang, saat kalian melihat tulisan yang tidak penting ini. (hahahaha).
Bagaimana cara mengatasi rasa malas? Ah saya tidak bisa sharing tips-tips sih. Cuma ada beberapa yang saya lakukan apabila sudah terlanjur malas. Pertama bangun motivasi diri, setidaknya bicara pada diri sendiri saya tidak akan malas-malasan. Harus bergerak, aktif, tidak boleh berdiam diri. Memotivasi diri bahwa malas hanya membuang-buang waktumu. Malas tidak akan membuatmu maju, malas tidak akan memberikanmu uang.
Saya pernah menonton sebuah film, saya lupa judulnya apa. Tapi film itu menceritakan kisah saat dunia hanya bisa dibayarkan dengan waktu. Ya, tiap kali kita kerja, maka kita dibayar dengan waktu. Maka semakin lama kita bekerja, waktu kita di dunia akan semakin lama. Tapi untuk membeli kebutuhan sehari-hari juga dengan waktu. Kalau jaman sekarang, apapun yang kita beli butuh uang, bekerja juga karena butuh uang. Orang kaya raya memiliki waktu yang tidak terbatas. Melihat film tersebut saya sadar bahwa kita tidak bisa hanya menyia-nyiakan waktu hanya untuk bermalas-malasan. Bergerak dan terus bergeraklah. Kalau badan tidak bergerak maka akan bermasalah dengan badan. Otot yang tidak atau jarang digunakan akan membuat tubuh kita menjadi timbunan lemak yang biasa disebut kegemukan.
Saya juga pernah mendengar quote seperti ini dari guru saya, “ tidak ada orang yang bodoh di dunia ini, yang ada hanyalah orang malas”. Ya, bisa dibuktikan sendiri, orang yang mungkin dikira bodoh saat SD tapi saat SMP malah dapat ranking satu, justru kebalikan dari kamu mungkin? Kamu tahu kenapa seperti itu? Karena dia mengesampingkan penyakit malasnya untuk belajar.
Ada satu lagi yang mejadi kepikiran saya kali ini. Malas bisa membuat orang lebih kreatif. Karena malas mengerjakan apa-apa terlalu lama, maka dibuatlah metode untuk mempermudah pekerjaannya. Contohnya TV jaman dulu itu tidak ada yang namanya remote. Setiap mau pindahkan siaran, harus jalan ke depan TV terus pencet-pencet tombol. Nah, kalau sekarang ? mana ada TV yang tidak pakai remote? Untuk apa? Untuk memudahkan si pemiliknya supaya tidak perlu ke depan TV hanya untuk memencet tombol. Satu lagi contoh, dulu bahkan duluuuu sekali. Masih jamannya ibu waktu kuliah mana ada kendaraan umum. Ibu hanya bisa berjalan kaki dari satu tempat ke tempat lain. Nah sekarang? Semua dimudahkan, mau ke depan lorong bisa naik becak. Mau ke pasar bisa naik motor. Mau ke kantor bisa naik mobil. Entahlah, itu hanya salah satu pikiran saya saja. Kalau malas memasak nasi, ada rice cooker. Malas mencuci, ada mesin cuci. Menurut saya, tempatkanlah malas pada tempatnya. Ya kalau lagi butuh dikeluarkan, kalau tidak ya dimasukkan kembali ke tempatnya. Asalkan jangan keterusan ya. Apalagi kalau malas bekerja, terus duit dapat darimana? Warisan? Jatuh dari langit? (hahaha) dan yang paling penting jangan malas cari jodoh (uhuk khusus yang single). Kata orang tua dulu, “ jangan malas-malasan nanti rejekinya dipatok ayam”.
Saya sertakan sebuah lirik yang mungkin menjadi salah satu kebiasaan kalian di hari Minggu dan juga kadang-kadang menjadi kebiasaan saya. (hahaha)
Coba searching di google atau sekalian di youtube untuk mendengarkan langsung lagu ini. Judulnya Minggu Malas – Tony Q Rastafara
Minggu siang bermalas-malasan
Setelah bercumbu dengan malam
Tak jumpa cerahnya pagi
Ku asyik menggumuli selimut
Malas... Malas...
Minggu siang bermalas-malasan
Aku ingin memanjakan badan
Hindari semua kesibukan
Ku matikan telepon genggam
Malas... Malas...
Jam dua belas lewat lima menit mataku baru terbuka
Masih ingin berpelukan mesra dengan bantal guling seharian
Feeling ingin minum kopi
Juga pergi ke kamar mandi
Minggu siang bermalas-malasan...
Kalau ada yang tersinggung, dimaafkan ya. Syukur-syukur kalau mau memperbaiki diri lebih baik lagi.

0 comments:

Posting Komentar