Rabu, 29 Juni 2016

Dari Kota ke Desa, Mudik?!!! Oh Nooooo!!!!

Dari Kota ke Desa, Mudik ?!!!?!??? Oh Nooooo!!!!!
Lebaran sebentar lagi...
Lebaran sebentar lagi...

Seperti tahun-tahun sebelumnya, mendekati hari lebaran, beberapa orang sudah mulai memikirkan mudik. Kebiasaan di negara kita ini, kalau lebaran ya harus mudik ke desa atau kampung halaman tercinta. Kebiasaan ini sudah turun temurun loh. Rasanya ga lengkap kalau tidak lebarang dengan keluarga tercinta. Coba deh cek atau searching di mbah google mengenai negara mana saja yang tingkat mudiknya tinggi di saat menjelang lebaran.

Sesuai tema minggu ini, apa yang tidak menyengkan saat mudik lebaran? Untuk tema kali ini, saya tidak bisa mengambil banyak dari pengalaman saya sendiri, karena yang namanya mudik sebenarnya saya tidak mudik, karena kampung halaman saya di sini, kota saya sendiri. Tapi karena keluarga dari ibu yang berasal dari daerah lain, ya mau tidak hampir tiap tahun kami sekeluarga lebaran di sana.

Nah, untuk menjawab beberapa pertanyaan terkait tema di atas, saya rangkum hasil wawancara saya via whatsapp dari beberapa sumber. Sumbernya juga adalah teman dan kerabat dekat, yah boleh dikata tiap tahun mereka mudik lebaran.
1. Rasa tidak aman.
Rumah yang ditinggalkan mudik tentu saja membuat kita was-was dan membuat rasa tidak aman. Selalu kepikiran jangan sampai ada tamu tak diundang yang masuk (jangan sampai deh). dan juga rasa tidak aman dalam perjalanan. Entah perjalanannya jauh atau dekat. Apalagi kalau naik angkutan umum, harus lebih waspada. Jangan sampai ada pencopet atau perampok.
2. Terlalu kacau dan sesak.
Ini menyangkut banyaknya orang yang bersamaan mudik, akhirnya suasana di terminal, bandara, stasiun, apalagi jalanan menjadi sesak dan bahkan kacau.Orang-orang pada tidak sabaran, ingin secepatnya kembali ke kampung halaman bertemu dengan keluarga tercinta
3. Antrian panjang.
Untuk menghindari antrian yang panjang, sebaiknya datang ke bandara/ terminal/stasiun lebih cepat dari biasanya. Ini bisa juga antrian di jalan masuk tol.
4. Terlalu merepotkan.
Makin banyak anggota keluarga, makin remponglah mudik kita. misalnya yang satu mau ke sini dulu, yang satunya harus ditunggu dulu. Ini melatih kesabaran kita dalm bertoleransi.
5. Capek
Durasi perjalanan yang lama membuat kita lelah, lelah hati dan raga ini. (ih koq mulai lebay) Termasuk juga bagi yang membawa kendaraan pribadi, pastilah lebih berasa capeknya.
6. Jaringan internet yang timbul tenggelam.
Kalau kalian terbiasa dengan internet, yah pastilah persoalan ini menjadi hal yang paling tidak menyenangkan. Bagaimana tidak, tiap hari buka sosial media dan tiba-tiba jaringan internet di kampung tidak bagus. Timbul tenggelam seperti perasaan ini (hahaha).
7. Mudik sendiri.
Pernyataan ini dari sumber yang lagi jomblo. Kalau ada yang mau daftar, silahkan.
8. Jauh darimu.
Mancing baper deh, ini nih yang punya pacar di kota terus mau mudik jadi baper deh karena jauh dari si dia.
9. Packing baju.
Kalau ini sih, orang yang tidak biasa packing ya pastilah agak rempong dengan packing baju. Tahu tidak, kalau packing baju itu ada tekniknya supaya tas atau koper bisa muat banyak barang.
10. Macet.
Ini memang menjadi hal yang selalu ada tiap tahunnya, eh bukan saja tiap tahun, bahkan tiap ada liburan panjang pastilah jalanan macet. Macet di jalan raya, di tol, di jalan poros antar kabupaten. Macet di jalanan menuju bandara. (Asalkan tidak macet ke hatimu)
11. Jauh
Jarak jauh atau dekat menurut saya relatif sih. Bisa saja berbeda pulau tapi waktu tempuhnya yang cepat, misal dengan menggunakan pesawat bisa tiba dengan cepat. Sedangkan tempat mudik yang berada 1 pulau bisa saja ditempuh berjam-jam disebabkan karena macet.
12. Memasuki suasana rumah, jadi teringat keluarga yang telah tiada.
Terkhusu buat kalian yang salah satu atau mungkin lebih anggota keluarganya yang telah tiada memang lebih berasa sedih saat mudik lebaran.
13. Ditanya pertanyaan yang tidak jelas penanyanya ngapain tanyain.
Ini salah satu contoh pertanyaannya, “ sudah punya pacar belum di kota?”. Ini maksudnya apa coba? Apa karena sudah bosan tanya “kapan nikah?” (hahahaha)

Mungkin itu beberapa yang bisa saya rangkum dari beberapa sumber saya yang memang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing. Kalau kamu? Share donk pengalamannya.

0 comments:

Posting Komentar